Pengikut

Kamis, 26 September 2013

Makalah Pengalengan

MAKALAH PROSES THERMAL HASIL PERIKANAN
SEJARAH PENGALENGAN dan PENGALENGAN SECARA UMUM

Description: Hitam-putih latar

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Shelica Anggraini
(12259)
Bhatara Ayi Meata
(12357)
Elka Annisa Kuncoro M.       
(12394)
Istiqomah
(12487)
Rinto Felly Hartana
(12488)

Program Studi
TeknologiHasilPerikanan

LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN
JURUSAN PERIKANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013






Kata Pengantar

 Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerahNya kepada kita sehingga terselesaikannya makalah Sejarah Pengalengan dan Pengalengan Secara Umum. Makalah ini merupakan salah satu rangkaian acara dari praktikum Proses Thermal Hasil Perikanan di Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, yang berisikan tentang awal mula atau  sejarah bagaimana terjadinya proses pengalengan bisa terjadi dan pengetahuan umum mengenai proses pengalengan.
               Penyusun mengucapkan terimakasih kepada para dosen, tim asisten, kakak angkatan, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan makalah.
  Untuk penyempurnaan makalah ini, penyusun mengharapkan saran yang menyangkut materi maupun penambahan pengetahuan yang sekiranya dapat menyempurnakan makalah ini,. Semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Proses Thermal Hasil Perikanan dan kalangan umum.



Penyusun,









I.                     PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tingginya pertumbuhan populasi di dunia memunculkan pertanyaan bagaimana kebutuhan makanan dapat dipenuhi. Hal tersebut sangat jelas bahwa peningkatan suplai makanan penting untuk memenuhi kebutuhan gizi untuk setiap orang. Pengembangan metode produksi, pascapanen, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan pemasaran yang lebih baik sangat penting untuk menghasilkan penggunaan buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian dan perikanan lainnya yang lebih efisien (Larousse, 1997).
Sebagai kebutuhan dasar manusia makanan yang kita konsumsi hendaknya bersih dan memiliki kandungan gizi yang lengkap. Perkembangan industri pangan yang memberikan perubahan baik secara kualitatif atau kuantitatif pada makanan menyebabkan perkembangan bahan makanan maju pesat, baik itu untuk pengawet, perasa, tekstur/warna dari makanan. Konsumen membutuhkan makanan yang segar, murah dan mudah disajikan sebagai tuntutan zaman yang makin praktis. Tuntutan kepentingan ekonomi dan semakin kompleksnya permasalahan pangan diikuti dengan pertumbuhan bahan-bahan kimia sebagai pengawet. Menurut hasil penelitian terdapat 2.500 variasi kimia. Bahan-bahan tambahan tersebut dapat mempengaruhi kualitas bahan makanan, penambahan bahan tambahan tersebut dapat memperpanjang waktu kadaluarsa bahan pangan, meningkatkan aroma dan penampilan bahan pangan. Dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan sangat menguntungkan produsen.
Pengalengan adalah cara pengolahan makanan untuk memperluas kehidupan rak. Idenya adalah untuk membuat makanan yang tersedia dan bisa dimakan lama setelah waktu pemrosesan. Meskipun makanan kalengan sering diasumsikan rendah nilai gizi (akibat proses pemanasan), beberapa kaleng makanan yang bergizi unggul-dalam beberapa cara-bentuk alami mereka. Secara umum, masyarakat luas sudah mengetahui produk pengalengan itu seperti apa, namun hanya sedikit yang mengetahui mengenai sejarah pengalengan, khusunya pengalengan ikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah pengalengan dan pengalengan secara umum.

1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pengalengan pada produk pangan
2.      Untuk mengetahui pengalengan di era sekarang ini

II.      PEMBAHASAN
Sejarah Pengalengan
Pada tahun 1804 pada belahan benua Eropa. Disana terdapat sesorang yang kiat mengembangkan produk komersil berupa makanan kaleng ,dia adalah Nicholas Appert. Orang yang pertama kali menemukan cara mengawetkan makanan di dalam kaleng atau istilahnya dengan pengalengan. Usahanya dimulai pada tahun 1795 dan baru membuahkan hasil sembilan tahun kemudian pada tahun 1804.
Pada saat itu juga para ilmuwan mencoba menjelaskan mengapa makanan yang dipanaskan itu bisa awet dan saat itu pula menjadi perdebatan yang sangat ramai bagi kalangan ilmuwan. Kemudian ada seorang ilmuwan yang namanya tidak asing bagi kita yaitu Louis Gay-Lussac menjelaskan mengapa makanan yang dipanaskan bisa  awet. Lussac menjelaskan bahwa penyebab kerusakan makanan adalah adanya oksigen. dengan pemanasan, oksiden terusir keluar melalui uap air dari panas sehingga makanan jadi awet. Pernyataan Lussac tersebut salah.
Menurut Choles (2003), pada tahun 1861 Loui Pasteur memberikan penjelasan bahwa sebetulnya pemanasan dapat membunuh mikroba dan penutupan botol secara rapat dapat mencegah masuknya mikroba makanan. Dengan pernyataan tersebut timbulah mekanisme pengawetan makan dengan istilah pateurisasi dimana teknik tersebut melibatkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu sterilisasi Appert. Sehingga makanan yang diawetkan dengan pateurisasi tersebut mempunyai rasa lebih enak dari cara Appert.  Kemudian teknik tersebut diaplikasikan untuk mengawetkan makanan yang bersifat asam seperti buah dan asinan.Karena secara alami produk-produk tersebut bersifat asam,yang memiliki daya bunuh terhadap mikroba sehingga tidak lagi memerlukan sterilisasi secara total. Atas karyanya yang luar biasa tersebut,pada tahun 1809 Appert menerima hadiah 1200 Franc dari pemerintah Perancis.
Fenoma ini kemudian berkembang pada Negara Inggris pada saat itu. Para ahli pangan dan industriawan mendirikan pengwetan makanan dengan menggunkan pemanasan. Lain halnya dengan Nicholas Appert yang mengawetkan makanan dengan cara mendidihknya selama berjam-jam dalam botol gelas bersih yang tertutup rapat dengan gabus. Di Inggris pada tahun 1810 Peter Durand menemukan pengawetan makanan dengan kemasan kaleng. Kemudian tahun 1851 diselenggarakan pameran makanan,mulai saat itulah makanan kaleng melambung pesat. Kemudian Angkatan Laut Inggris menginginkan makanan kaleng yang murah pada kontraktor pabrik makanan kaleng. Sehingga banyak pabrik memotong biaya pengolahan dan bahan mentah. Akibatnya mutu dari makanan kaleng tersebut menurun yang menyebabkan reputasi mkanan kaleng tersebut menurun juga. Pada tahun 1890-an Samuel Cate Presscot dan William Lyman Underwood menjelaskan ilmiah pasteurisasi dengan ilmu dan teknologi modern sehingga proses sterilisasi makanan dapat dikendalikan secara baik dan tepat.
Sejak itulah di seluruh dataran Eropa dan Amerika industry makanan kaleng mulai bangkit lagi dan berkembang pesat. Kita semua berhutan budi pada Bapak Nicholas Appert atas jasanya. Sayangnya beliau meninggal dalam keadaan miskin,bahkan tidak sempat melihat kemenakannya yang menemukan autoklav pada tahun 1851. Proses pengalengan atau canning yang saat ini lebih dikenal dengan proses sterilisasi komersial makanan,tidak hanya mencakup makanan dalam kaleng tetapi juga meliputi makanan yang dikemas dalam botol dan dalam kemasan plastic berlaminasi yang disebut retort pouch.

Tahap prose pengalengan ikan pada jaman dulu
Ikan yang sudah ditangkap kemudian diseleksi , yang dibuang bagisn tubuhnya yang tidak dibutuhkan . Dalam waktu yang bersamaan kaleng diisi dengan garam , dan bumbu bumbu tertentu guna memberi rasa pada ikan , kemudian daging ikan yang diolah yang maih mentah tersebut dimasukan di dalam kaleng .Kaleng2 yang sudah berisi ikan ditutup dengan tutup logam dimasukan kedalam tungku uap yang bertekanan tinggi . Kaleng2 tersebut di sterilisasi .

Pengalengan Secara Umum
Metode pengawetan dengan pengalengan ditemukan oleh Nicolas Appert, seorang ilmuwan Prancis. Menurut Murniyati dan Sunarman (2000), pengalengan merupakan cara pengawetan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan panas yang dalam pengolahannya merupakan pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis bertujuan agar makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Keuntungan dan kerugian metode pengalengan menurut Choles (2003),sebagai berikut:
Keuntungan:
·         Dapat memformulasi dan mengalengkan berbagai jenis makanan.
·         Mutunya baik dan stabil ( tetap ) baik pada skala besar dan kecil
·         Kemasan kaleng melindungi isi dari segala bentuk benturan fisik sehingga bentuk isi tetap utuh
·         Daya awet makanan menjadi lebih lama
·         Dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja (cocok untuk makanan siap saji)
Kerugian:
·         Hydrogen Swell : Hydrogen swell terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan.
·         Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan. Kerusakan makanan kaleng akibat interaksi antara logam pembuat kaleng dengan makanan kehilangan zat gizi yang menyebabkan tercampurnya zat tersebut dengan makanan.
·         Kerusakan biologis
·         Botulisme (kontaminasi oleh spora C. botulinum)
·         Berpengaruh pada kandungan senyawa
Sterilisasi merupakan proses pemanasan wadah serta isinya pada suhu dan jangka waktu tertentu untuk menghilangkan atau mengurangi faktor faktor penyebab kerusakan makanan pada suhu 121 0C menggunakan retort. Dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan. Arti dari sterilisasi komersial walaupun produk tidak 100 persen steril, tetap cukup bebas dari bakteri pembusuk dan patogen (penyebab penyakit), sehingga tahan untuk disimpan selama satu tahun atau lebih dalam keadaan yang masih layak untuk dikonsumsi. Bahan baku perikanan dalam pengalengan ikan dapat digolongkan berdasarkan:
1. Pangan digolongkan ke dalam pangan berasam rendah
2. Pangan berasam kuat.
Pangan berasam kuat (pH < 4.6) sterilisasi bisa dilakukan dibawah suhu antara 115 s/d 121ºC (1.5 jam), sedangkan pangan berasam rendah (pH > 4.6) harus mendapatkan sterilisasi pada suhu 121ºC selama beberapa waktu (2 jam). Ini dimaksudkan untuk membunuh mikroba pathogen penyebab botulisme. Pada prinsipnya hampir semua produk asal laut dapat dikalengkan tetapi pada umumnya ikanlah yang paling banyak dikalengkan. Contoh : cakalang, salmon, tuna, kembung, lemuru, laying(Angrenani, 1997).
Prinsip pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat sehingga udara dan zat-zat maupun organisme yang merusak atau membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan sampai suhu tertentu untuk mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang ada.  Beberapa hal yang menyebabkan awetnya ikan dalam kaleng adalah (Akbarsyah, 2006):
1. Ikan yang digunakan telah melewati tahap seleksi, sehingga mutu dan kesegarannya dijamin masih baik.
2. Ikan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehingga terhindar dari sumber mikroba kontaminan, yaitu yang terdapat pada isi perut dan insang.
3. Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit.
4. Ikan termasuk ke dalam makanan golongan berasam rendah, yaitu mempunyai kisaran pH 5,6 - 6,5. Adanya medium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman (menurunkan pH), sehingga produk dalam kaleng menjadi awet. Pada tingkat keasaman yang tinggi (dibawah pH 4,6), Clostridium botulinum tidak dapat tumbuh.
5. Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaitu rapat sempurna sehingga tidak dapat dilalui oleh gas, mikroba, udara, uap air, dan kontaminan lainnya. Dengan demikian, produk dalam kaleng menjadi lebih awet.

Secara umum proses pengalengan ikan dalam skala industri umumnya dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut Trianto dan Akbarsyah (2007) tahapan itu, meliputi antara lain:
ü  Pemilihan bahan baku
ü  Penyiangan
ü  Pencucian
ü  Penggaraman
ü  Pengisian bahan baku
ü  Pemasakan awal (precooking)
ü  Penirisan
ü  Pengisian medium pengalengan
ü  Penghampaan udara (Exhausting)
ü  Penutupan kaleng
ü  Sterilisasi
ü  Pendinginan
ü  Pemberian label
Di antara bakteri-bakteri yang berhubungan dengan pengalengan ikan, Clostridium botulinum adalah yang paling berbahaya. Sifat bakteri Clostridium botulinum menurut Angrenani (1997) yaitu :
1. Dapat menghasilkan racun botulin
2. Melindungi diri dari suhu yang tinggi dengan cara membentuk spora
3. Bakteri Clostridium botulinum menghasilkan racun botulin yang dapat menyerang saraf dan menyebabkan kelumpuhan
Di Indonesia, dikenal 4 macam medium pengalengan, yaitu larutan garam (brine), minyak, minyak yang ditambah dengan cabai dan bumbu lainnya, dan saus tomat. Penambahan medium ini juga memiliki tujuan yang antara lain :
1. Memberikan penampilan dan rasa yang spesifik pada produk akhir,
2. Sebagai media pengantar panas sehingga mempercepat sterilisasi
3. Mendapatkan derajat keasaman yang lebih tinggi (menurunkan pH)
4. Memberikan flavour yang khas

Dalam pengalengan, juga terdapat kerusakan-kerusakan yang terjadi, yang antara lain menurut Akbarsyah (2006), sebagai berikut :
• Flipper, yaitu kaleng terlihat normal, tetapi bila salah satu tutupnya ditekan dengan jari, tutup lainnya akan menggembung.
• Kembung sebelah atau springer, yaitu salah satu tutup kaleng terlihat normal, sedangkan tutup lainnya kembung. Tetapi jika bagian yang kembung ditekan akan masuk ke dalam, sedangkan tutup lainnya yang tadinya normal akan menjadi kembung.
• Kembung lunak, yaitu kedua tutup kaleng kembung tetapi tidak keras dan masih dapat ditekan dengan ibu jari.
• Kembung keras, yaitu kedua tutup kaleng kembung dan keras sehingga tidak dapat ditekan dengan ibu jari. Pada kerusakan yang sudah lanjut dimana gas yang terbentuk sudah sangat banyak, kaleng dapat meledak karena sambungan kaleng tidak dapat menahan tekanan gas dari dalam.

Alat-alat yang digunakan dalam pengalengan ikan:
a. Meat chopper: alat untuk pemotong daging
b. Stuffer: alat pengisi bahan-bahan dalam pengalengan
c. Grinder/mixer/silent cutter: Alat pencampur daging ikan
d. Meat Bone Separator: alat pemisah daging dengan tulang
e. Ice Crusher: alat penghancur es
f. Food prosessor: alat penggiling daging
g.Retort: Merupakan suatu bejana yang tertutup dan tahan tekanan tinggi yang ditimbulkan oleh uap yang berasal dari boiler yang berfungsi untuk sterilisasi produk.
h. Sealing machine: alat pengemas kaleng
i. Seamer : alat penutup kaleng
j. Boiler (ketel uap): alat yang berfungsi mengubah air menjadi uap (penghasil uap yang disalurkan ke retort) dengan cara pemanasan
k.Exhauster adalah alat yang digunakan untuk membuat kondisi vakum pada headspace kaleng sebelum kaleng ditutup yang disebut dengan exhausting.
l.Bleeder merupakan lubang kecil dalam retort yang berfungsi untuk memberikan sarana pengamatan melalui adanya aliran uap air, serta menyebabkan terjadinya sirkulasi di dalam retort, serta mengeluarkan sedikit air dan udara dari retort
m. Vent merupakan bagian dari retort yang berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat di dalam retort sebelum proses sterilisasi dimulai
























III.   PENUTUP
5.1    Kesimpulan
1.      Orang yang menemukan metode pengalengan adalah Nicholas Appert dari tahun 1795 hingga 1804
2.       Perbedaan pengalengan ikan jaman dahulu dengan sekarang yaitu di bagian pre-cooking , dan pengisian medium .


5.2.Saran
A ) Setelah membaca tulisan ini di harapkan para pembaca bisa mengetahui perkembangan iptek dalam memenuhi kebutuhan primer terutama dalam pengalengan dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
 
      B)Sebaiknya dalam proses pengalengan ikan yang lebih diperhatikan adalah higenitas .

3.      DAFTAR PUSTAKA

Akbarsyah, T. M. I. 2006. Studi Proses Pengalengan Ikan Tuna Albakora (Thunnus alalunga) dan Pemanfaatan Limbahnya Menjadi Abon Ikan di PT Bali Maya Permai, Negara, Bali. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Angrenani, S. 1997. Stabilitas Minyak Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) yang Didunakan Sebagai Medium pada Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Kaleng. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Choles, R., Mc Dowell, D., dan Kirwan, Mark J. 2003. Food Packaging Technology. Blackwell Publishing, Garsington Road, Oxford, UK.
Muryati dan Sunarman . 2000. Pendinginan , Pembekuan , dan Pengawetan Ikan .Kanisius. Yogyakarta .
Trianto, Hari Eko dan Akbarsyah, Teuku Muamar Indra. 2007. Pengalengan Ikan Tuna Komersial. Squalen Vol. 2 No. 2.

Jumat, 08 Juni 2012

Cerita Pendek Tentang Ikan

Cerpen Ikan

by : Someone.

Rumah Adi memang tidak sebesar rumah-rumah mewah di kota besar yang berjejer dengan rapi dengan halaman yang tertata rapi lainnya. Namun, impian adi untuk memiliki kolam renang tidak pernah pudar sedikitpun. Baginya,memiliki kolam renang sendiri di halaman rumahnya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi bocah yang baru berusia 5 tahun tersebut. Impian ini dimulai ketika Adi melihat iklan di salah satu televisi swasta yang menampilkan beberapa orang yang bermain di kolam renang dengan raut wajah gembira yang sulit digambarkan. Sejak saat itu Adi tidak pernah berhenti memohon orang tuanya untuk membuatkan kolam renang di rumahnya. Setiap kali Adi merengek minta dibuatkan sebuah kolam renang ,Orang tuanya hanya mampu mengeleng-gelengkan kepala. Ayahnya mencoba membujuk Adi dengan berkata,” Adi, Halaman rumah kita kan kecil jadi tidak mungkin kalau kita buatkan kolam renang di sana ,Di”. Alhasil, Adi justru merengek minta dibelikan rumah dengan halaman yang besar.
Berminggu-minggu Adi terus merengek dibuatkan kolam renang. Namun, Orangtuanya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala tanda pasrah. Sampai Adi melihat air hujan yang jatuh deras turun di halaman rumahnya. Adi pun berpikir sambil menggerutu,” Hm, Kalau Papa nggak bisa buatkan aku kolam renang, Aku mau bikin kolam renang aku sendiri”. Adi yang telah mengobarkan semangat di dadanya itu bergegas ke garasi dan mengambil sekop dan ember mainannya yang biasa dia gunakan untuk bermain istana pasir di taman sebelah sekolahnya. Dia kemudian mulai menggali dan menggali tanah seggempal demi segempal dan meletakknya gumpalan tanah itu ke dalam ember kecil bewarna merah terang yang mungil itu. Setengah jam telah berlalu dan Ibu Adi yang telah sejak tadi sibuk di dapur khawatir karena tidak mendengar suara ribut Adi yang biasanya bermain di ruang tamu di dekat dapur. Ibu Adi lalu mencoba mengecek keberadaan Adi dan tidak menemukan Adi di ruang tamu. Ibu Adi yang semakin panik dan berlari ketakutan mulai mencari keberadaan Adi di setiap sudut rumah dan akhirnya menemukan Adi yang sedang menggali dengan kobaran semangat pejuang kemerdekaan Indonesia yang hendak memperjuangkan kebebasannya. Ibu Adi yang lega sekaligus khawatir menghampiri Adi dan menuntunnya masuk dengan sedikit paksaan. “Adi, kok kamu hujan-hujanan begini nak”, ujar Ibu Adi dengan nada yang sedikit tinggi dari logat jawa kental yang biasa ia ucapkan sambil membungkus Adi dengan handuk kering yang ia ambil dari kamar mandi. “ brrrr, brrrrr Adi , Adi mau buat kolam renang ,ma” ucap Adi gemetaran kedinginan sambil memegang erat handuk yang hangat membungkus tubuhnya yang kecil kedinginan itu. Ibu Adi yang mendengar ucapan itu langsung hanyut dalam diam dan rasa bersalah. Ibu Adi semula tidak menyangka kalau sebenarnya impian anaknya adalah impian yang sungguh-sungguh serius. Dia hanya berpikir kalau itu hanya impian seorang anak kecil sementara yang akan hilang dihembus angin begitu mentari pagi menyinari. Malam harinya, Adi terkena panas yang tinggi dan terpaksa orang tuanya terburu-buru membawa Adi ke rumah sakit. Setelah itu, Ibu Adi menceritakan semua yang terjadi sore itu kepada Ayah Adi. Ayah Adi yang kebingungan sekaligus khawatir dengan keinginan anak semata wayangnya itu kemudian mencoba memikirkan ide untuk memenuhi keinginan anaknya itu. Beberapa hari kemudian Adi sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Adi yang sejak tadi tidak melihat ayahnya menanyakan ibunya,” ma, papa mana ma kok nggak jemput Adi”. “ Papa ada di rumah mau kasih kejutan untuk Adi”, ujar ibunya. “kalau begitu kita pulang cepat yuk ma, Adi mau lihat kejutan papa”. Adi sudah tidak sabar menunggu kejutan apa yang diberikan Ayahnya. Adi dengan hati yang gembira pulang ke rumah dengan ibunya. Adi yag sudah sampai d depan rumah langsung berlari kecil menuju halaman rumahnya. Adi dengan raut wajah kecewa melihat ke halaman rumahnya yang hanya ada tanamanhijau itu berkata” Ma, mana kolam renang Adi?”. Ibu Adi yang melihat raut wajah kecewa anaknya itu menunjuk ke arah ruang tamu. Adi mengikuti arah yang ditunjukkan ibunya itu. Sesampainya di ruang tamu, Ayah Adi sudah berdiri dengan senyum yang lebar sambil berusaha menyembunyikan sesuatu di belakangnya,” Adi, Papa belum bisa buatkan Adi kolam renang yang besar seperti yang Adi inginkan tapi nanti kalau Papa sudah punya uang yang banyak nanti Papa belikan Adi rumah yang besar dengan kolam renang yang besar, ya Adi?. Nah, sebagai gantinya Ayah belikan Adi kolam renang yang kecil yang ada banyak temannya”. Ayah Adi bergerak memindahkan tubuhnya dan menunjukkan ke Adi kolam kaca yang dipenuhi banyak ikan bewarna-warni yang indah dan kecil. Adi dengan lugu bertanya,” Pa, ikan apa ini?”. Ayah Adi tersenyum lalu menjawab pertanyaan polos anaknya itu,” Itu namanya ikan mas, Adi”. Adi kemudian menunjukkan decak kagum yang luar biasa berkata,”Pa, Ma Sekarang Adi punya banyak teman yang bisa berenang ”. Orang Tua Adi yang mendengar ucapan polos anaknya itu spontan tertawa terbahak-bahak.

BERITA TERKINI PERIKANAN INDONESIA


Produksi Perikanan Indonesia Duduki Peringkat Empat Dunia


Indonesia adalah negara yang memiliki produksi perikanan tangkap terbesar ke-4 dunia setelah China, Peru, Amerika Serikat, dan Chile.

"Akan tetapi dari sisi jumlah, produksi Indonesia masih tergolong kecil yakni 5,05 persen dari total perikanan tangkap dunia yang mencapai 95 juta ton," kata Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi DKP Soen'an H. Poernomo, dalam siaran persnya diterima ANTARA di Padang, Senin.

Soen'an menyampaikan hal itu mengutip sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad pada acara Seminar Nasional Perikanan Tangkap ke-III yang digelar Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB di Bogor, baru-baru ini.

Kecilnya jumlah produksi tangkap dari rata-rata total perikanan tangkap atau baru 5,05 persen itu terkait subsektor ini masih terkendala oleh beberapa permasalahan antara lain ketidakseimbangan pemanfaatan sumber daya Indonesia (SDI) antar Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), armada perikanan tangkap nasional yang masih didominasi armada skala kecil.

Selain itu terkendala juga belum optimalnya dukungan infrastruktur pelabuhan perikanan baik dari sisi jumlah maupun kelengkapan fasilitas serta rendahnya dukungan lembaga keuangan dan akses nelayan terhadap

"Karena itu sejumlah kegiatan pendukung perlu terus digencarkan antara lain pemanfaatan SDI berbasis WPP yang optimal, berimbang, dan lestari atau sesuai visi DKP," katanya.

Langkah itu ditempuh melalui beberapa kegiatan yakni mengoptimalkan pemanfaatan SDI di WPP yang masih "underfishing" (sedikit pemanfaatan untuk perikanan tangkap) dengan pengembangan sarana dan prasarana di wilayah tersebut, mengoptimalkan pemanfaatan potensi SDI di perairan umum daratan (PUD), seperti danau, waduk dan lainnya.

Disamping itu perlunya upaya peningkatan kesadaran seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDI serta mematuhi seluruh peraturan yang berlaku. (ant/bar)

Sumber :
http://www.kapanlagi.com/h/produksi-perikanan-indonesia-duduki-peringkat-empat-dunia.html
9 November 2009

Sumber Gambar:
http://www.pikiran-rakyat.com/foto/tgl_18_01_2009/ikano.jpg

Fakta perikanan indonesia

Siapa yang memiliki kawasan perikanan tangkap yang baik di Dunia ?


Jawabnya : INDONESIA


dengan fakta2 sbb : 
1.   Selain sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan negara maritim terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas perairan seluas 93.000 km² dan panjang pantai sekitar 81.000 km² atau sekitar 25% garis pantai di dunia. Bayangkan saja, dengan luas perairan yang sangat luas tersebut, Indonesia dapat mengambil kekayaan laut di dalamnya yang sangat melimpah.


2.   Indonesia memiliki keanekaragaman hayati ikan yang tinggi, masih banyak jenis-jenis yang belum diperkenalkan ke dunia ilmu pengetahuan dan masih banyak yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan. Perlu sarana komunikasi hasil-hasil pe-nelitian, gagasan, dan informasi baru di bidang ikan.


3. TNI Angkatan Laut mengamankan dua kapal ikan Thailand yang tengah menangkap ikan secara tidak sah di perairan Natuna, Kepulauan Riau, berarti INDONESIA KAYA..
Selain Thailand, juga ada Jepang, Malaysia, dll..


4.  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan terjadi peningkatan kesejahteraan nelayan pada tahun 2011. Nilai Tukar Nelayan (NTN) rata-rata tahun 2011 sebesar 106,24, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 105,55 dan melampui target NTN ditetapkan 105.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan kesejahteraan nelayan, pendapatan (revenue) lebih tinggi dibanding pengeluaran (expenditure).
“Rata-rata nelayan sudah mampu menabung dari usaha penangkapan ikan setelah membelanjakan kebutuhan rutin,” sebut Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP Yulistyo Mudho kepadaBeritasatu.com hari ini.
Dalam pernyataan tertulis disebutkan, NTN sebagai salah satu indikator melihat tingkat kesejahteraan nelayan. Selama ini ekonomi nelayan dilihat dari pendapatan yang diperoleh. Penghitungan NTN dimulai sejak KKP bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008.
Yulistyo menambahkan, NTN bersifat fluktuatif yang besar kecil dipengaruhi oleh musim, minimnya pasokan listrik, kondisi cuaca buruk dan kelangkaan BBM yang dipasok ke kapal penangkap ikan, musim migrasi ikan ke habitat asal, mekanisme pasar, hingga usia kapal penangkap ikan.
“Melalui NTN, kini mengukur tingkat kesejahteraan nelayan semakin lebih akurat dan obyektif,” tukasnya.
Sumber: BeritaSatu

KENAPA KITA HARUS MALU DENGAN TINGGAL DI INDONESIA !!!
MAJU TERUS PERIKANAN INDONESIA !!

Lirik Mars Himne Gadjah Mada UGM

LIRIK MARS GADJAH MADA

HIMNE GADJAH MADA
Lagu/sillar: Suthasoma
Arr.           : Kusbini

Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua
Kuberjanji memenuhi panggilan bangsaku
Di dalam Pancasilamu jira seluruh nusaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Indonesia

Bagi kami almamater kuberjanji setia
Kupenuhi drama bakti tuk ibu pertiwi
Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara
===========

PANCA PRASETIA ALUMNI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Kami alumni Universitas Gadjah Mada yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan prasetia bahwa:
  1. Kami akan senantiasa menjunjung tinggi moral dan tata fusila dalam segala tingkah laku dan perbuatan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Kami akan senantiasa mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan Amat mantisa dengan berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
  3. Kami akan senantiasa bekerja dengan segala kemampuan yang ada secara Jujuy, penuh pengabdian dan tanggung jawab.
  4. Kami akan senantiasa mendahulukan dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, suku atau golongan.
  5. Kami akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan almamater dan guru-guru kami.